Bukan Senja atau Lelucon Semata

Bukan Senja atau Lelucon Semata



Sekian lama aku hanya fokus menunggu angin, sejak pagi hingga siang menjelang angin itu tak kunjung pulang

Sampai semburat kekuningan muncul malu malu di atas kepala

Di bawah sini aku mengutuk diri sepanjang hari

Tuhan… kenapa tidak ada yang tinggal

Kenapa mereka semua serupa senja yang hanya sementara

Lalu pergi meninggalkan gelap dan aku

 


Ya, aku yang di setiap masa hanya mengingat satu nama

Hingga lupa bahwa bumi terus berputar mengelilingi matahari dan bulan masih setia bersama bumi

Sedangkan bumi tetap berada di porosnya hingga akhir masa

Di poros ini lah aku menemukan jejak jejak yang terlupakan

Hingga aku tidak ingat kapan kamu mulai datang


 

Bukan angin, bukan senja bukan pula lelucon semata

Kamu satu paket lengkap yang dikirimkan oleh Tuhan di waktu yang tepat


 

Menjadi satu hadiah terindah di bulan empat dan hari yang dipenuhi dengan berita hoax

Tapi kamu nyata

Kamu ada

Dan kamu lah Imam yang ku tunggu sejak puluhan windu yang lalu


 

Banyuwangi, 1 April 2020





12 comments:

  1. puisi ini kalau di baca pakai lagu sepertinya enak nih teh

    ReplyDelete
  2. wah mba anggi baru balik dari pertapaan ya...asyik fiksi dan puisi lagi
    kebetulan aku lagi suka bikin fiksi dan kata kata indah

    puisinya apik mba...walaupun bahasanya agak kelabu ya hehe

    ReplyDelete
  3. bagus mba puisinya, wlpn aku ga suka puisi tp kalau bahasanya ringan aku suka hehehhe

    kadang kalau baca puisi yg bahasanya berat aku malah puyeng

    ReplyDelete
  4. Kurang terlalu paham puisi mbak Anggi, tapi sepertinya ini kisah menunggu seseorang ya?

    ReplyDelete
  5. Puisi yang bagus Mbak.
    Sepertinya menanti seseorang ya Mbak?

    ReplyDelete
  6. Semangat menunggu si dia mbakk, #eaaa

    ReplyDelete
  7. Dimusikalisasi asik nih keknya :).

    Btw, salam kenal ya mba :D

    ReplyDelete
  8. Wah lama nih mbak Anggi tidak update blognya. :)

    ReplyDelete
  9. ini bukan sekedar puisi sih, tapi ungkapan dan curhat dari penulisnya, kah ? :D

    ReplyDelete
  10. Dalem si ini kak. Saya paham banget perasaan seperti yang digambarkan di dalam puisi ini :(

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang artikel di atas? Jangan lupa tinggalkan jejak!